Di era digital saat ini, banyak orang ingin membuat aplikasi atau sistem tanpa harus menjadi ahli pemrograman. Inilah mengapa konsep low code no code semakin populer. Teknologi ini memungkinkan siapa saja untuk membangun aplikasi dengan cara yang lebih mudah, cepat, dan efisien.
Apa Itu Low Code No Code
Coba bayangkan jika kamu ingin membuat aplikasi, tetapi tidak ingin pusing dengan baris kode yang rumit. Nah, low code no code hadir untuk menjawab masalah itu.
Low code no code adalah pendekatan dalam pengembangan aplikasi yang meminimalkan atau bahkan menghilangkan kebutuhan menulis kode secara manual. Dengan platform ini, pengguna bisa membuat aplikasi dengan drag and drop, memilih template, dan mengatur logika kerja melalui antarmuka visual.
Perbedaan utama antara low code dan no code terletak pada fleksibilitasnya. Low code tetap memberikan opsi untuk menulis sedikit kode bagi yang ingin menyesuaikan fitur tertentu. Sedangkan no code benar-benar memungkinkan pengguna membuat aplikasi tanpa menulis kode sama sekali.
Baca Juga: Ghea Indrawari: Dari Idol ke Panggung Musik Nasional
Cara Kerja Low Code No Code
Agar lebih mudah memahami, mari kita bahas bagaimana low code no code bekerja.
Platform ini menyediakan komponen siap pakai seperti tombol, formulir, database, hingga integrasi dengan layanan pihak ketiga. Pengguna hanya perlu menyusunnya sesuai kebutuhan aplikasi mereka.
Contohnya, jika kamu ingin membuat aplikasi booking restoran, kamu bisa memilih template aplikasi pemesanan, menambahkan fitur daftar menu, dan menyambungkan ke sistem pembayaran online. Semua itu bisa dilakukan hanya dengan klik dan drag, tanpa harus memikirkan bahasa pemrograman yang rumit.
Baca Juga: Baca Juga: Biodata Jennifer Coppen Lengkap
Manfaat Menggunakan Low Code No Code
Banyak perusahaan dan individu mulai melirik low code no code karena menawarkan berbagai keuntungan yang nyata.
Mempercepat Proses Pembuatan Aplikasi
Dengan low code no code, waktu pengembangan aplikasi bisa lebih singkat. Jika sebelumnya butuh berbulan-bulan untuk membangun aplikasi dari nol, kini bisa dilakukan dalam hitungan minggu, bahkan hari.
Kecepatan ini sangat penting bagi perusahaan yang ingin cepat beradaptasi dengan kebutuhan pasar. Misalnya, ketika ada ide kampanye baru, tim bisa langsung membuat aplikasi pendukung tanpa menunggu lama.
Mengurangi Ketergantungan pada Developer
Tidak semua perusahaan memiliki tim developer besar. Dengan low code no code, siapa saja di dalam organisasi, bahkan yang tidak memiliki latar belakang IT, bisa ikut membuat aplikasi sederhana.
Hal ini membantu mengurangi ketergantungan pada developer untuk proyek yang sifatnya ringan atau prototipe. Developer bisa fokus pada proyek yang lebih kompleks, sementara tim non-teknis tetap produktif.
Lebih Hemat Biaya
Membangun aplikasi secara tradisional membutuhkan waktu lama dan sumber daya yang besar. Dengan low code no code, biaya pengembangan bisa ditekan karena tidak memerlukan banyak tenaga kerja dan proses pengkodean yang panjang.
Selain itu, perusahaan juga bisa menghemat biaya pemeliharaan karena platform biasanya sudah menyediakan pembaruan otomatis dan infrastruktur yang siap pakai.
Mendukung Inovasi yang Cepat
Di dunia bisnis yang kompetitif, kecepatan berinovasi adalah kunci. Dengan low code no code, tim bisa membuat prototipe aplikasi baru lebih cepat dan mengujinya di pasar tanpa menunggu lama.
Contohnya, perusahaan ritel bisa membuat aplikasi promo musiman hanya dalam beberapa hari. Jika berhasil, aplikasi bisa dikembangkan lebih lanjut. Jika tidak, kerugian yang ditanggung relatif kecil.
Baca Juga: Tinggi & Usia Jennifer Coppen Sekarang
Contoh Penerapan Low Code No Code
Biar lebih kebayang, mari kita lihat beberapa contoh penerapan low code no code di berbagai sektor.
Perusahaan Startup
Startup biasanya memiliki sumber daya terbatas. Dengan low code no code, mereka bisa meluncurkan aplikasi minimal viable product (MVP) dengan cepat untuk menguji ide bisnis mereka.
Perusahaan Korporasi
Perusahaan besar menggunakan low code no code untuk mempercepat digitalisasi internal. Misalnya, mereka membuat aplikasi internal untuk pengajuan cuti karyawan atau monitoring proyek tanpa melibatkan tim IT terlalu banyak.
Bisnis UMKM
UMKM bisa memanfaatkan low code no code untuk membuat aplikasi katalog produk, pemesanan online, atau sistem loyalitas pelanggan. Cara ini membantu bisnis kecil bersaing di era digital dengan biaya terjangkau.
Baca Juga: Siapa Jennifer Coppen? Ini Faktanya
Platform Populer Low Code No Code
Ada banyak platform yang menyediakan layanan low code no code. Beberapa di antaranya cukup populer di kalangan bisnis dan individu.
Microsoft Power Apps
Platform ini memudahkan pengguna membuat aplikasi bisnis dengan integrasi langsung ke Microsoft 365 dan layanan cloud.
AppSheet
AppSheet memungkinkan pengguna membuat aplikasi berbasis data dari Google Sheet atau Excel tanpa menulis kode.
Bubble
Bubble adalah platform no code yang memungkinkan pembuatan aplikasi web interaktif lengkap dengan database dan logika bisnis.
OutSystems
OutSystems banyak digunakan oleh perusahaan besar karena mendukung pengembangan aplikasi kompleks dengan pendekatan low code.
Tantangan dalam Menggunakan Low Code No Code
Meskipun menawarkan banyak manfaat, penerapan low code no code juga memiliki beberapa tantangan yang perlu diperhatikan.
Keterbatasan Kustomisasi
Untuk aplikasi yang sangat kompleks atau membutuhkan fitur unik, low code no code bisa memiliki keterbatasan. Dalam beberapa kasus, perusahaan tetap memerlukan developer untuk melakukan penyesuaian lanjutan.
Risiko Vendor Lock-in
Menggunakan platform tertentu berarti perusahaan bergantung pada penyedia layanan tersebut. Jika suatu hari platform mengalami masalah atau menaikkan harga, perusahaan harus siap dengan risiko tersebut.
Keamanan dan Kepatuhan
Meski banyak platform low code no code sudah memiliki standar keamanan, perusahaan tetap perlu memastikan data yang dikelola sesuai dengan regulasi yang berlaku, terutama jika menyangkut informasi pelanggan.
Masa Depan Low Code No Code
Tren low code no code diprediksi akan terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan digitalisasi. Perusahaan ingin bergerak lebih cepat tanpa terbebani proses pengembangan yang rumit.
Kombinasi low code no code dengan kecerdasan buatan akan memungkinkan pengguna membangun aplikasi yang semakin pintar dan otomatis. Di masa depan, mungkin siapa pun bisa membuat aplikasi canggih hanya dengan memberi perintah suara atau deskripsi singkat